Belajar Untuk Ikhlas dalam berpuasa ya Tanujul. :)
Kitab Puasa
1. Keutamaan bulan Ramadan
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka
dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan
dibelenggu. (Shahih Muslim No.1793)
2. Wajib berpuasa Ramadan jika melihat hilal awal
Ramadan dan berhenti puasa jika melihat hilal awal Syawal. Jika tertutup awan,
maka hitunglah 30 hari
• Hadis
riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil
mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum
engkau melihat hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa sebelum
engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30
hari). (Shahih Muslim No.1795)
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila engkau melihat hilal (awal bulan
Ramadan), maka hendaklah engkau memulai puasa. Apabila engkau melihat hilal
(awal bulan Syawal), maka hendaklah engkau berhenti puasa. Dan apabila tertutup
awan, maka hendaklah engkau berpuasa selama 30 hari. (Shahih Muslim No.1808)
3. Larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum bulan
Ramadan
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah engkau berpuasa satu atau dua hari
sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa, maka baginya silakan
berpuasa. (Shahih Muslim No.1812)
4. Bulan yang berjumlah 29 hari
• Hadis
riwayat Ummu Salamah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah bersumpah tidak akan menemui sebagian
istri-istrinya selama sebulan. Dan setelah 29 hari berlalu, beliau datang
menemui mereka. Kemudian beliau ditanya: Wahai Nabi! Baginda bersumpah tidak
akan menemui kami selama satu bulan. Mendengar itu, beliau bersabda:
Sesungguhnya bulan itu berjumlah 29 hari. (Shahih Muslim No.1816)
5. Arti pernyataan Nabi saw. bahwa dua bulan yang
terdapat hari raya, jumlah harinya tidak berkurang
• Hadis
riwayat Abu Bakrah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Dua bulan yang terdapat hari raya,
harinya tidak berkurang; hari raya Ramadan dan bulan Zulhijah. (Shahih Muslim
No.1822)
6. Waktu berpuasa dimulai sejak terbitnya fajar dan
seseorang dibolehkan makan dan lainnya sampai terbit fajar, sifat fajar yang
berkaitan dengan masuknya waktu berpuasa serta masuknya waktu salat subuh dan
sebagainya
• Hadis
riwayat Adi bin Hatim ra.:
Ketika turun ayat: Sehingga nyata bagimu benang yang putih dari benang
yang hitam, yaitu fajar, maka Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah saw:
Wahai Rasulullah, sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang
berwarna hitam di bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu
malam dan waktu siang hari. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya bantalmu itu
sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan
putihnya (terangnya) siang pada saat fajar. (Shahih Muslim No.1824)
• Hadis
riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Ketika turun ayat: Makan dan minumlah hingga nyata bagimu benang yang
putih dari benang yang hitam. Beliau berkata: Seorang lelaki mengambil seutas
benang yang berwarna putih dan seutas benang berwarna hitam. Lalu ia makan
sampai kedua benang tersebut kelihatan jelas olehnya, sampai akhirnya Allah
menurunkan ayat kelanjutannya Pada waktu fajar, sehingga persoalannya menjadi
jelas. (Shahih Muslim No.1825)
• Hadis
riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda bahwa ketika Bilal
mengumandangkan azan pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai
engkau mendengar azan yang dikumandangkan oleh Ibnu Ummu Maktum. (Shahih Muslim
No.1827)
• Hadis
riwayat Ibnu Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah sekali-kali azan Bilal itu mencegah
salah seorang di antara kalian untuk makan sahur, karena Bilal mengumandangkan
azan atau memanggil pada malam hari adalah untuk mengingatkan orang yang sedang
salat qiyam (akan dekatnya waktu fajar) dan untuk membangunkan orang yang masih
tidur. Selanjutnya beliau bersabda: Janganlah engkau hiraukan ucapan seseorang
bahwa fajar itu begini begini sambil membenahi letak tangannya kemudian
mengangkatnya ke atas, sesungguhnya fajar yang dimaksud ialah begini, sambil
merenggangkan celah di antara kedua jarinya. (Shahih Muslim No.1830)
7. Keutamaan sahur, sunat mengakhirkan makan sahur dan
menyegerakan berbuka
• Hadis
riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Makan sahurlah kalian, karena pada makan sahur
itu terdapat keberkahan. (Shahih Muslim No.1835)
• Hadis
riwayat Zaid bin Tsabit ra., ia berkata:
Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian kami
melaksanakan salat. Kemudian saya bertanya: Berapa lamakah waktu antara
keduanya (antara makan sahur dengan salat)? Rasulullah saw. menjawab: Selama
bacaan lima puluh ayat. (Shahih Muslim No.1837)
• Hadis
riwayat Sahal bin Saad ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang itu senantiasa dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (Shahih Muslim No.1838)
8. Keterangan waktu berakhirnya puasa dan berlalunya
waktu siang
• Hadis
riwayat Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika malam datang, siang pergi dan matahari
pun terbenam, maka saat itulah orang yang berpuasa mulai berbuka. (Shahih
Muslim No.1841)
• Hadis
riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra., ia berkata:
Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. di bulan Ramadan. Ketika
matahari terbenam, beliau bersabda: Wahai fulan, singgahlah dan siapkanlah
hidangan buat kami! Orang yang disuruh berkata: Wahai Rasulullah, bukankah
sebaiknya baginda tangguhkan sebentar? Rasulullah saw. bersabda: Singgahlah dan
siapkan hidangan buat kami! Kemudian ia singgah dan menyiapkan hidangan, lalu
ia memberikannya kepada beliau. Nabi saw. meminumnya, kemudian bersabda sambil
memberikan isyarat kedua tangannya: Jika matahari sudah terbenam di arah sana
dan malam sudah datang dari arah sana, maka orang yang berpuasa boleh berbuka.
(Shahih Muslim No.1842)
9. Larangan puasa wishal (sambung)
• Hadis
riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Nabi saw. melarang puasa sambung (terus-menerus tanpa berbuka).
Para sahabat bertanya: Bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal? Nabi
saw. menjawab: Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Aku diberi makan dan
minum. (Shahih Muslim No.1844)
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang puasa sambung. Kemudian salah seorang sahabat
bertanya: Wahai Rasulullah, bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal?
Beliau bersabda: Siapa di antara kalian yang seperti aku? Sesungguhnya di malam
hari aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku. Ketika mereka enggan menghentikan
puasa sambung, beliau sengaja membiarkannya sehari sampai beberapa hari.
Kemudian pada hari berikutnya, mereka melihat bulan (tanda masuk bulan
Ramadan). Rasulullah saw. lantas bersabda: Kalau bulan itu tertunda datangnya,
niscaya akan aku tambah lagi berpuasa sambung buat kalian sebagai pelajaran
bagi mereka, karena mereka enggan berhenti puasa sambung. (Shahih Muslim
No.1846)
• Hadis
riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah mengerjakan salat di bulan Ramadan. Kemudian aku
datang ikut salat di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan ikut
pula mengerjakan di sampingku dan seterusnya, sampai kira-kira sebanyak sepuluh
orang. Ketika Rasulullah saw. merasa akan keberadaan kami di belakangnya,
beliau meringankan salat kemudian pulang ke rumah untuk melanjutkan salat yang
masih tersisa. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada beliau: Apakah semalam
engkau sengaja memberikan pelajaran kepada kami? Beliau menjawab: Betul, itulah
alasan yang membuat aku melakukan seperti itu. Anas berkata: Kemudian
Rasulullah saw. melakukan puasa sambung. Hal itu terjadi di akhir bulan
Ramadan. Mengetahui hal itu maka ada beberapa orang sahabat yang ikut berpuasa
sambung. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Apakah mereka mau ikut berpuasa
sambung bersamaku? Sesungguhnya kalian tidak seperti aku. Demi Allah,
seandainya bulan ini dipanjangkan untukku, niscaya aku akan terus berpuasa biar
hal itu menjadi pelajaran bagi mereka yang keras kepala. (Shahih Muslim
No.1848)
10. Boleh ciuman dalam keadaan puasa dengan syarat
tidak membangkitkan nafsu
• Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Adalah Rasulullah saw. mencium salah seorang istri beliau dan beliau
sedang berpuasa lalu istrinya tersenyum. (Shahih Muslim No.1851)
• Hadis
riwayat Umar bin Abu Salamah ra.:
Bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw.: Bolehkah orang yang sedang
berpuasa itu berciuman (dengan istrinya)? Rasulullah saw. menjawab: Tanyakan
saja kepada Ummu Salamah. Kemudian ia (Ummu Salamah) memberitahukan kepadanya
bahwa Rasulullah saw. melakukannya. Umar bin Abu Salamah lalu berkata: Wahai
Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosa baginda yang lalu dan yang
akan datang? Rasulullah saw. bersabda padanya: Demi Allah, sesungguhnya aku
adalah orang yang paling takwa kepada Allah dari kalian. (Shahih Muslim
No.1863)
11. Sah puasa orang yang masih junub pada waktu fajar
• Hadis
riwayat Aisyah ra. dan Ummu Salamah ra. berkata:
Rasulullah saw. pernah bangun pagi hari dalam keadaan junub bukan karena
mimpi kemudian beliau terus berpuasa. (Shahih Muslim No.1864)
12. Diharamkan bersetubuh di siang hari bulan Ramadan
bagi yang berpuasa dan wajib membayar kifarat yang sangat berat. Keterangan
bahwa kifarat tersebut harus dilaksanakan bagi yang mampu atau tidak mampu dan
bagi yang tidak mampu tanggungan kifarat tersebut ditunggu sampai mampu
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang lelaki datang menemui Nabi saw. dan berkata: Celaka saya, wahai
Rasulullah. Beliau bertanya: Apa yang membuat engkau celaka? Lelaki itu
menjawab: Saya telah bersetubuh dengan istri saya di siang hari bulan Ramadan.
Beliau bertanya: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan seorang
budak? Ia menjawab: Tidak punya. Beliau bertanya: Mampukah engkau berpuasa
selama dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak mampu. Beliau bertanya
lagi: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memberi makan enam puluh orang
miskin? Ia menjawab: Tidak punya. Kemudian ia duduk menunggu sebentar. Lalu
Rasulullah saw. memberikan sekeranjang kurma kepadanya sambil bersabda:
Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi bertanya: Tentunya aku harus menyedekahkannya
kepada orang yang paling miskin di antara kita, sedangkan di daerah ini, tidak
ada keluarga yang paling memerlukannya selain dari kami. Maka Rasulullah saw.
pun tertawa sampai kelihatan salah satu bagian giginya. Kemudian beliau
bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu. (Shahih Muslim No.1870)
• Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Celaka aku.
Rasulullah saw. bertanya: Kenapa? Lelaki tadi menjawab: Aku telah menggauli
istriku pada siang hari bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda: Bersedekahlah
untuk itu, bersedekahlah. Tetapi laki-laki tadi berkata: Aku tidak memiliki
apa-apa. Lalu beliau menyuruhnya duduk sejenak. Kemudian beliau memberikan kepadanya
dua keranjang makanan dan menyuruhnya untuk menyedekahkannya. (Shahih Muslim
No.1873)
13. Boleh berpuasa atau berbuka di siang hari bulan
Ramadan bagi yang bepergian bukan untuk maksiat apabila jarak perjalanan
minimal kira-kira 45 km, dan bagi orang yang mampu lebih baik berpuasa dan bagi
yang keberatan boleh tidak puasa
• Hadis
riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bepergian pada tahun penaklukan kota Mekah di
bulan Ramadan. Beliau tetap berpuasa hingga tiba di daerah Kadid, beliau tidak
berpuasa. Dan para sahabat Rasulullah saw. selalu mengikuti kejadian demi
kejadian karena perintahnya. (Shahih Muslim No.1875)
• Hadis
riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Adalah Rasulullah saw. pada suatu perjalanan melihat seorang laki-laki
dikerumuni orang banyak sehingga ia hampir-hampir tidak dapat dikenali.
Kemudian beliau bertanya: Ada apa dengannya? Para sahabat menjawab: Dia sedang
berpuasa. Rasulullah saw. bersabda: Bukan termasuk kebaikan kalian berpuasa
dalam perjalanan. (Shahih Muslim No.1879)
• Hadis
riwayat Anas Bin Malik ra.:
Anas ra. pernah ditanya tentang berpuasa pada bulan Ramadan dalam
perjalanan? Dia menjawab: Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. pada
bulan Ramadan, yang berpuasa tidak mencela yang tidak puasa dan yang tidak
puasa juga tidak mencela yang berpuasa. (Shahih Muslim No.1884)
14. Pahala orang yang tidak puasa dalam perjalanan
jika ia menangani suatu pekerjaan
• Hadis
riwayat Anas ra., ia berkata:
Kami pernah bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Di antara
kami ada yang tetap berpusa dan ada pula yang tidak puasa. Kami singgah di
sebuah tempat saat hari sedang panas sekali. Di antara kami yang paling banyak
mendapat naungan ialah orang-orang yang berpakaian lengkap, sementara
orang-orang yang tidak berpakaian lengkap mereka melindungi kepalanya dari
teriknya matahari dengan menutupkan tangannya ke atas. Maka orang-orang yang
berpuasa berjatuhan (karena lemah) dan mereka yang tidak puasa masih dapat tegak
berdiri. Mereka kemudian mendirikan tenda-tenda dan memberikan minum unta-unta.
Lalu Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang yang berbuka hari ini pergi membawa
pahala. (Shahih Muslim No.1886)
15. Memilih puasa atau tidak puasa dalam bepergian
• Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Hamzah bin Amru Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah saw. tentang puasa
dalam perjalanan, maka beliau menjawab: Jika engkau mau, berpuasalah dan jika
engkau tidak mau, maka boleh tidak puasa. (Shahih Muslim No.1889)
• Hadis
riwayat Abu Darda ra., ia berkata:
Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. di bulan Ramadan pada hari
yang sangat panas, sehingga sampai sebagian kami terpaksa harus menutupkan
tangan pada kepalanya, karena teriknya matahari. Kami semua tidak ada yang
berpuasa kecuali Rasulullah saw. dan Abdullah bin Rawahah. (Shahih Muslim
No.1892)
16. Sunat berbuka bagi orang yang beribadah haji pada
hari Arafah di Arafah
• Hadis
riwayat Ummul Fadhel binti Harits ra.:
Bahwa beberapa orang berdebat di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa
Rasulullah saw. Sebagian mereka ada yang mengatakan bahwa pada hari itu beliau
berpuasa, sebagian mengatakan bahwa pada hari itu beliau tidak berpuasa.
Kemudian aku mengirimkan segelas susu kepada beliau yang wukuf dekat untanya di
Arafah. Ternyata beliau meminumnya (beliau tidak puasa). (Shahih Muslim
No.1894)
• Hadis
riwayat Ummul Fadhel ra., ia berkata:
Beberapa orang sahabat Rasulullah saw. merasa ragu akan hukum puasa hari
Arafah, sedangkan kami di sana bersama Rasulullah saw. Maka aku mengirimkan
secangkir susu kepada beliau, sewaktu beliau berada di Arafah lalu beliau
meminumnya (tidak puasa). (Shahih Muslim No.1895)
17. Puasa pada hari Asyura'
• Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Adalah kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari
Asyura' dan Rasulullah saw. juga berpuasa pada hari itu. Ketika beliau hijrah
ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabat untuk
berpuasa pada hari itu. Namun ketika diwajibkan puasa bulan Ramadan, beliau
bersabda: Barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah dan barang siapa
yang tidak ingin berpuasa, maka ia boleh meninggalkannya. (Shahih Muslim
No.1897)
• Hadis
riwayat Abdullah Ibnu Umar ra.:
Bahwa orang-orang Jahiliyah dahulu selalu berpuasa pada hari Asyura'.
Dan bahwa Rasulullah saw. dan kaum muslimin juga berpuasa pada hari itu sebelum
diwajibkan puasa bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya hari
Asyura' adalah hari-hari Allah, maka barang siapa yang ingin berpuasa, maka
berpuasalah pada hari itu dan barang siapa yang tidak ingin, maka ia boleh
meninggalkannya. (Shahih Muslim No.1901)
• Hadis
riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Asy`ats bin Qais datang
menjumpai Abdullah, ketika ia sedang makan siang, ia (Abdullah) berkata: Wahai
Abu Muhammad, mari kita makan siang. Ia (Asy`ats) berkata: Bukankah hari ini
adalah hari Asyura'? Ia (Abdullah) bertanya: Apakah engkau mengetahui apa hari
Asyura' itu? Ia (Asy`ats) menjawab: Hari apa itu. Kemudian ia (Abdullah)
menjelaskan: Hari itu adalah hari yang dahulu Rasulullah saw. selalu berpuasa
sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan dan ketika puasa bulan Ramadan
diwajibkan, puasa hari Asyura' itu ditinggalkan. (Shahih Muslim No.1905)
• Hadis
riwayat Muawiyah bin Abu Sufyan ra.:
Dari Humaid bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Muawiyah bin Abu Sufyan
berpidato di Madinah pada hari Asyura' ketika ia berkunjung ke kota tersebut.
Ia bertanya: Di manakah ulama-ulama kalian, wahai penduduk Madinah? Aku pernah
mendengar Rasulullah saw. bersabda tentang hari ini. Hari ini adalah hari
Asyura' dan Allah tidak mewajibkan kalian melaksanakan puasa pada hari ini,
tetapi aku berpuasa. Maka barang siapa di antara kalian ingin berpuasa, maka
berpuasalah dan barang siapa di antara kalian ingin berbuka, maka silakan tidak
puasa. (Shahih Muslim No.1909)
• Hadis
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau menjumpai orang-orang
Yahudi melaksanakan puasa hari Asyura'. Ketika ditanyakan tentang hal itu,
mereka menjawab: Hari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan Allah
kepada Nabi Musa as. dan Bani Israel atas Firaun. Karena itulah pada hari ini
kami berpuasa sebagai penghormatan padanya. Mendengar jawaban itu Rasulullah
saw. bersabda: Kami lebih berhak atas Musa dari kalian, maka beliau menyuruh
para sahabat untuk berpuasa. (Shahih Muslim No.1910)
• Hadis
riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Has.ri Asyura' adalah hari yang dimuliakan orang-orang Yahudi dan
dijadikannya sebagai hari raya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Berpuasalah
kalian pada hari Asyura' tersebut. (Shahih Muslim No.1912)
• Hadis
riwayat Ibnu Abbas ra.:
Ibnu Abbas ra. pernah ditanya tentang puasa pada hari Asyura', dia
menjawab: Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. berpuasa sehari untuk
mencari keutamaan hari itu atas hari-hari yang lain selain pada hari ini.
Begitu pula (saya tidak pernah melihat beliau) berpuasa sebulan penuh kecuali
pada bulan ini, bulan Ramadan. (Shahih Muslim No.1914)
18. Barang siapa makan pada siang hari Asyura', maka
hendaknya ia berpuasa pada sisa harinya
• Hadis
riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah mengutus seorang laki-laki dari Aslam pada hari
Asyura' untuk mengumumkan kepada manusia bahwa Barang siapa yang belum
berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa dan barang siapa yang terlanjur makan,
maka hendaknya ia menyempurnakan dengan berpuasa sampai menjelang malam.
(Shahih Muslim No.1918)
• Hadis
riwayat Rubayyi` binti Muawwidz bin Afra' ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengirim surat ke kampung-kampung Ansar di sekitar
Madinah yang isinya: Barang siapa yang pada pagi hari ini dalam keadaan
berpuasa, maka hendaknya ia menyempurnakan puasanya itu. Barang siapa yang pada
pagi hari ini tidak berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa pada sisa harinya.
Setelah itu kami berpuasa, bahkan kami menyuruh anak-anak kami yang masih kecil
untuk ikut berpuasa bersama kami atas izin Allah. Sehingga ketika kami
berangkat ke mesjid, kami membuatkan untuk mereka (anak-anak kami) mainan dari
bulu kambing kibasy. Jika di antara mereka ada yang menangis minta makan, maka
kami (hiburnya) dengan memberikan mainan tersebut. Demikian yang kami lakukan
sampai kami semua boleh berbuka. (Shahih Muslim No.1919)
19. Larangan berpuasa pada hari raya Idul Fitri dan
hari raya Idul Adha
• Hadis
riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
Bahwa dua hari ini hari yang dilarang Rasulullah saw. untuk berpuasa,
yaitu hari raya Idul Fitri setelah kalian berpuasa (Ramadan) dan hari raya
makan (daging kurban) setelah kalian menunaikan ibadah haji. (Shahih Muslim
No.1920)
• Hadis
riwayat Abu Said Khudhri ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah patut berpuasa
pada dua hari tertentu, yakni Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri
setelah puasa Ramadan. (Shahih Muslim No.1922)
• Hadis
riwayat Ibnu Umar ra.:
Seorang laki-laki datang kepada Ibnu Umar ra. dan berkata: Sungguh aku
telah bernazar untuk berpuasa satu hari yang bertepatan dengan Hari Raya Idul
Adha atau Hari Raya Idul Fitri. Ibnu Umar ra. berkata: Allah Taala
memerintahkan untuk menepati janji, nazar dan Rasulullah saw. melarang puasa
pada hari ini. (Shahih Muslim No.1924)
20. Makruh berpuasa pada hari Jumat saja
• Hadis
riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Muhammad bin Abbad, ia berkata: Aku bertanya kepada Jabir bin
Abdullah ra. ketika sedang melakukan tawaf di Baitullah: Apakah Rasulullah saw.
melarang puasa pada hari Jumat saja? Jabir menjawab: Ya, demi Tuhan Baitullah
ini. (Shahih Muslim No.1928)
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian
berpuasa pada hari Jumat, kecuali ia berpuasa sehari sebelumnya atau (berniat
puasa) hari sesudahnya. (Shahih Muslim No.1929)
21. Penghapusan firman Allah: Dan wajib bagi
orang-orang yang berat melakukannya jika mereka tidak berpuasa membayar fidyah
dengan firman-Nya Barang siapa di antara engkau hadir di negeri tempat
tinggalnya di bulan itu, maka hendaknya ia berpuasa pada bulan itu
• Hadis
riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
Ketika turun ayat berikut, Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya jika mereka tidak berpuasa membayar fidyah, yaitu memberi makan
seorang miskin, maka orang yang ingin tidak puasa, cukup dengan membayar
fidyah, hingga akhirnya turun ayat berikutnya yang menghapus hukum ayat
sebelumnya. (Shahih Muslim No.1931)
22. Membayar puasa Ramadan di bulan Syakban
• Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Adalah aku mempunyai tanggungan puasa Ramadan, aku tidak dapat
membayarnya kecuali pada bulan Syakban, karena kesibukan dari Rasulullah saw.
atau kesibukan bersama Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.1933)
23. Membayarkan tanggungan puasa orang yang telah
meninggal
• Hadis
riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang meninggal dunia dan ia
mempunyai tanggungan puasa, maka walinya harus berpuasa untuk membayar
tangungannya. (Shahih Muslim No.1935)
• Hadis
riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa seorang perempuan datang kepada Rasulullah saw. dan berkata:
Sesungguhnya ibuku telah meninggal dan ia mempunyai tanggungan puasa sebulan.
Beliau bertanya: Apa pendapatmu jika ibumu mempunyai utang kepada orang lain,
apakah engkau akan membayarnya? Ia menjawab: Ya (aku akan bayar). Beliau
bersabda: Utang kepada Allah adalah lebih berhak untuk dibayar. (Shahih Muslim
No.1936)
24. Menjaga lidah bagi yang berpuasa
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang dari kalian bengun dalam
keadaan berpuasa, maka janganlah ia berbicara jorok dan kotor, maka jika
seseorang dicaci atau diperangi, maka hendaklah ia berkata: Aku sedang
berpuasa, aku sedang berpuasa. (Shahih Muslim No.1941)
25. Keutamaan puasa
• Hadis
riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu
yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada
hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka.
Ditanyakan: Di mana orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu
tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, maka pintu itu
ditutup kembali dan tidak ada orang yang akan masuk lewat pintu itu. (Shahih
Muslim No.1947)
26. Keutamaan berpuasa di jalan Allah bagi orang yang
mampu, tanpa mudarat dan meninggalkan hak (bekerja)
• Hadis
riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah seorang hamba yang berpuasa satu hari
di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh
jarak perjalanan 70 tahun. (Shahih Muslim No.1948)
27. Makan, minum dan bersetubuhnya orang yang lupa itu
tidak membatalkan puasa
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa lupa bahwa ia sedang berpuasa, sehingga
ia makan atau minum, maka hendaklah ia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya
ia telah diberi makan dan minum oleh Allah. (Shahih Muslim No.1952)
28. Puasanya Nabi saw. pada selain bulan Ramadan. dan
sunat tidak mengosongkan satu bulan dari puasa
• Hadis
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak pernah berpuasa satu bulan penuh, kecuali pada
bulan Ramadan. Beliau berpuasa, jika beliau mau, sampai-sampai ada yang mengira
bahwa beliau, demi Allah, tidak pernah tidak puasa. Jika beliau mau, beliau
tidak puasa, sampai-sampai ada yang mengira bahwa beliau, demi Allah, beliau
tidak pernah puasa. (Shahih Muslim No.1959)
• Hadis
riwayat Anas ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah selalu berpuasa (sunat), sampai ada yang
mengatakan bahwa beliau seakan-akan berpuasa terus-menerus. Dan pernah pula
beliau selalu tidak berpuasa, sampai ada yang mengatakan bahwa beliau tidak
pernah puasa (sunat). (Shahih Muslim No.1961)
29. Larangan berpuasa setahun penuh bagi yang akan memudaratkan
atau menjadikan kewajibannya terbengkalai atau tidak berbuka pada hari raya
Idul Fitri dan Idul Adha serta pada hari tasyrik dan penjelasan keutamaan
berpuasa selang-seling
• Hadis
riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. dikabarkan bahwa aku pernah berkata akan selalu salat
qiyam, akan berpuasa pada siang harinya sepanjang hidupku. Kemudian Rasulullah
saw. bertanya: Betulkah engkau pernah bilang demikian? Aku menjawab: Betul, aku
pernah mengatakannya, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Sungguh
engkau tidak akan mampu melakukan yang demikian. Oleh karena itu berpuasalah
dan juga berbukalah. Tidurlah dan bangun malamlah. Berpuasalah tiga hari dalam
setiap bulan. Sebab, satu kebajikan itu nilainya sama dengan sepuluh kebajikan.
Dan yang demikian itu (puasa tiga hari dalam tiap bulan) nilainya sama dengan
puasa satu tahun. Lalu aku katakan kepada Rasulullah saw: Tetapi aku mampu
berbuat lebih dari itu. Beliau bersabda: Berpuasalah sehari dan tidak puasa dua
hari. Aku katakan kepada beliau: Tetapi aku mampu berbuat lebih dari itu.
Rasulullah saw. bersabda: Jika begitu, berpuasalah sehari dan berbukalah
sehari, itu adalah puasa nabi Daud as. dan itulah puasa yang tengah-tengah.
Kemudian aku berkata: Sungguh aku mampu berbuat lebih dari itu. Rasulullah saw.
bersabda: Tidak ada yang lebih utama dari itu. Abdullah bin Amru ra. berkata:
Aku terima tiga hari sebagaimana yang dikatakan Rasulullah saw. adalah lebih
aku sukai dari istri dan hartaku. (Shahih Muslim No.1962)
30. Hukum puasa pada hari-hari akhir bulan Syakban
• Hadis
riwayat Imran bin Hushain ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadanya atau kepada orang lain (dan ia
mendengarnya): Apakah engkau berpuasa pada hari-hari akhir bulan Syakban? Aku
menjawab: Tidak. Beliau bersabda: Kalau begitu, maka berpuasalah dua hari.
(Shahih Muslim No.1975)
31. Keutamaan lailatulkadar, anjuran untuk mencarinya,
keterangan tentang waktunya dan waktu lebih diharapkan saat mencarinya
• Hadis
riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa sekelompok orang dari sahabat Rasulullah saw. bermimpi melihat
lailatulkadar pada hari ke tujuh yang terakhir. Kemudian Rasulullah saw.
bersabda: Menurutku bahwa mimpi kalian pasti bertepatan dengan hari ke tujuh
terakhir, maka barang siapa yang ingin menantinya, maka hendaklah ia menanti
pada hari ke tujuh terakhir (bulan Ramadan). (Shahih Muslim No.1985)
• Hadis
riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Rasulullah saw. pernah melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertengahan
bulan Ramadan. Ketika mana waktu dua puluh malam telah berlalu dan akan
menyambut malam yang kedua puluh satu, maka beliau kembali ke rumahnya dan
sahabat yang beriktikaf bersama beliau juga kembali ke rumah mereka. Kemudian
beliau bangun malam pada malam ia kembali dari iktikaf dan berpidato di hadapan
sahabat serta menyuruh mereka untuk melaksanakan kehendak Allah lalu bersabda:
Sungguh dahulu aku iktikaf pada sepuluh malam ini (sepuluh malam pertengahan)
kemudian nampak olehku (melalui mimpi) untuk iktikaf pada sepuluh malam akhir.
Barang siapa yang pernah iktikaf bersamaku, maka hendaklah ia tidur di tempat
iktikafnya. Sesungguhnya aku telah melihat (lailatulkadar) pada malam-malam
ini, tetapi lalu aku lupa (waktunya), maka cari dan nantikanlah malam itu di
sepuluh malam akhir yang ganjil. Aku pernah bermimpi bahwa aku sujud di air dan
lumpur. Abu Said Al-Khudri berkata: Pada malam kedua puluh satu, kami
diturunkan hujan, sehingga air mengalir dari atap mesjid ke tempat salat
Rasulullah saw., lalu aku memperhatikan beliau. Beliau sudah selesai dari salat
Subuh dan pada wajah beliau basah dengan lumpur dan air. (Shahih Muslim
No.1993)
• Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Cari dan nantikanlah lailatulkadar pada
sepuluh terakhir bulan Ramadan. (Shahih Muslim No.1998)